Kota Pontianak Lingkungan Hidup Ruang Video Ruang Foto Ruang Cerita

Sunday, September 07, 2008

Mati Seperti Saat Lahir

Beliau wafat tahun 200 H/815 M, merupakan tokoh besar di antara kaum sufi dan murid setia Imam Ali Al-Ridha bin Musa Al-Kadhim. Beliau termasuk orang yang do'anya Mustajab, makamnya dijadikan wasilah untuk meminta kesembuhan kepada Allah. Bahkan penduduk Baghdad mengatakan, "Makam Ma'ruf Al-Karkhi merupakan obat mujarab." Ma'ruf adalah maula (budak) yang dimerdekakan oleh Imam Ali Al-Ridha, yang juga merupakan guru Sari Al-Saqathi. Hampir seluruh silsilah keguruan sufi kembali kepada mereka ini. Di antara ucapan Beliau adalah: "Salah satu murid Dawud Al-Thai berkata kepadaku, "Hati-hatilah, jangan meninggalkan amal karena beramal itu mendekatkan dirimu kepada ridha Tuhanmu.' Aku Bertanya,'Amal apakah itu?' Ia menjawab, 'Melanggengkan ketaatan kepada Allah, khidmat kepada sesama muslim, dan memberi nasihat kepada mereka.'" Muhammad bi Husain meriwayatkan dari ayahnya, ayahnya berkata: Aku pernah bertemu Ma'ruf dalam mimpi setelah beliau wafat dan aku bertanya kepadanya "Apa yang diberikan Allah kepadamu?" Ma'ruf menjawab, "Allah telah mengampuniku." Aku bertanya lagi, "Apakah hal itu dikarenakan zuhud dan wara Anda?' Ia menjawab, "Bukan, tapi karena aku menerima sepenuhnya nasihat Ibn Smmak, selalu berada dalam kefakiran, serta mencintai orang-orang fakir." Adapun nasihat Ibn Sammak sebagaimana telah dituturkan muridnya Sari Al-Sagathi: Aku mendengar Ma'ruf berkata: "Ketika melewati jalan di Kufah, aku melihat seorang laki-laki bernama Ibn Sammak sedang memberi nasihat kepada orang-orang sekelilingnya, Ibn Sammak mengatakan, 'Siapa pun yang menentang Allah dengan sepenuhnya, niscaya Allah pun akan menentangnya secara serentak. Barang siapa menghadap kepada Allah melalui hatinya, niscaya Allah akan menerima dengan rahmat-Nya dan seluruh wajah makhluk akan menerimanya. Barang siapa mengahadap Allah hanya sekali-sekali, niscaya Allah pun mencurahkan rahmat-Nya sewaktu-waktu.' Ucapan Ibn Sammakitu sangat berkesan di hatiku, Lantas aku mengahadap kepada Allah dan meninggalkan apa yang kumiliki. Namun aku tetap berkhidmat kepada Sayyid Ali bin Musa Al-Ridha. Kejadian di atas kelaporkan kepada beliau. Beliau berkata, " Nasihat itu sudah cukup bagimu, bila engkau masih minta nasihat." Ketika menjelang wafatnya, beliau diminta berwasiat. "Berwasiatlah!" Jawabnya, "Bila aku tiada, sedekahkanlah semua gamisku. Aku ingin keluar dari dunia ini persis seperti aku lahir ke dunia, yaitu dalam keadaan telanjang." Suatu saat ia bertemu dengan seorang pemberi air minum di jalan. Pemberi minum itu mengatakan, "Semoga Allah merahmati (mangasihi) orang yang minum air ini." Lalu Ma'ruf datang kepadanya dan meminum air darinya, padahal saat itu ia sedang puasa sunnah. Lalu ditanyakan, "Bukankah Anda sedang berpuasa?" "Ya", jawabnya, "tetapi saya mengharapkan dikabulkannya do'amu." dari : Kisah-Kisah Pembawa Berkah


Bagikan :

Baca juga yang lainnya...



0 komentar:

Post a Comment

Silahkan komentar dengan bernilai dan berbobot.
Mohon maaf jika komentar Anda yang berbau SARA maupun SPAM akan terhapus. Untuk itu berkomentarlah sesuai dengan postingan karena Komentar Anda sangat dihargai di laman blog www.artiirhamna.com

KOMENTAR ANDA AKAN DI MODERASI TERLEBIH DAHULU

Terima Kasih.

Arti Irhamna | Disclaimer | Sitemap
Copyright © 2013. Arti Irhamna - All Rights Reserved

Template Edited by Arti Irhamna
Proudly powered by Blogger
Back to TOP