Santap Siang dengan Sotoji, Soto Jamur Instan di Bumi Khatulistiwa

artiirhamna - Hari ini ternyata bangun kesiangan lagi, walaupun sholat subuh tidak ditinggalkan. Tapi tetap aja, hari ini akhirnya bangun jam 10-an. Malam tadi habis mengerjakan tugas kuliah sampai jam 1 pagi, tapi tidak ada hasilnya juga. Jam 10 pagi tidak begitu baik, karena di meja makan sama sekali tidak ada makanan yang bisa dimakan. Sudah habis dan kebetulan Ayah dan Ibu sedang puasa kamis.Tengok dapur juga Ibu baru memulai masak, katanya juga masih lama masaknya.
Makin siang di Bumi Khatulistiwa, cuaca makin panas saja dan selang beberapa waktu kemudian. Datang seseorang ke rumah di pagi yang lumayan sudah terik ini, ternyata ada yang mengantarkan paket. Pikirku ini pasti paket sotoji. Eh, ternyata benar!! ini paket sotoji dan sampai juga di Bumi Khatulistiwa, Pontianak, Kalimantan Barat.

Akhirnya agak heboh satu rumah, termasuk Ayah dan Kakak yang ingin tahu isinya apa. Kubuka bungkus paketnya dan ternyata ada tiga bungkus yang didapat. Alhamdulillah, bisa untuk makan ini sebelum berangkat kuliah jam 1 siang nanti.

Bergegas ke dapur, memanaskan air dan memasak 1 bungkus sotoji, soto jamur instan. Jika berbicara soal jamur, biasa juga makan jamur dalam sayur sop, tapi untuk jamur tiram belum pernah, hanya jenis jamur kuping. Namun ini pertama kalinya mendengar soto dengan menggunakan jamur tiram.

Nah, karena tadi ibu juga sedang masak dan masaknya ada menggunakan sayur wortel dan kentang, jadi bahan-bahan itu aku ambil sedikit dan menambahkan dalam rebusan mie sohun dan jamur, sembari menunggu mie sohun dan jamurnya melunak. Aku memotong tomat segar sebagai bahan pelengkapnya.

Sepertinya jamurnya agak kenyal saat aku mencoba untuk merasakan tingkat kelembutannya, karena mie sohunnya sudah matang, kuangkat saja, mungkin sudah cukup dan langsung menuangkannya ke dalam mangkuk yang sudah berisi bumbu dari kemasan sotoji.

Dengan menambahkan tomat dan taburan daun bawang serta bawang goreng, sotojiku siap disantap.

Pertama, merasakan kuahnya.Kuahnya terasa pas di lidah, berbeda dengan rasa soto pada produk soto instan lainnya, di sini pas, tidak asin sekali ataupun tawar. Benar-benar seleraku.

Lalu mencoba mie dan jamurnya, mienya pas untuk disantap dan jamurnya begitu kenyal dan benar-benar enak.

Kakakku pun menghampiriku, mencoba menyantapnya. Katanya enak, rasa kuahnya berbeda, beda dengan soto-soto lainnya. Rasanya pas di lidah. Karena saking enaknya, kakakku minta banyak dan akhirnya dihabiskan olehnya, aku cuma dapat sedikit, padahal orang lagi lapar belum ada makan dari pagi.

Walaupun dimakan berdua, tapi rasanya nikmat dan akhirnya tinggal kuahnya saja, jadi aku yang masih kelaparan mencoba memasukkan nasi ke dalam kuahnya dan kusantap. Ternyata cocok dan enak disantap, wah ini baru asli soto yang bisa disantap dengan nasi. Memang kadang-kadang ada soto yang kalau disantap nasi kurang sedap dimakan, tapi sotoji yang dengan total energi 296Kkal persajinya,mungkin cukup apalagi ditambah nasi, cocok untuk dijadikan santap pagi, siang ataupun malam.

Komposisinya mungkin perlu dilengkapi, mungkin dalam bumbu tambahkan sayuran kering, jadi tidak hanya jamurnya saja dan itu akan menambah cita rasanya yang lebih nikmat. Untuk kemasan sendiri dari tampilan cukup menarik hanya perlu menambah bagian sobekan pada bungkus minyak dan cabe, jadi tidak susah kalau mau membukanya.

Wah, cukup sekian deh untuk kuliner kali ini, kuliner jauh yang sampai di Bumi Khatulistiwa, Sotoji, semoga bisa jadi bahan acuan untuk sotoji meningkatkan kualitas produknya untuk dikenal di masyarakat luas.

---

Bagikan :

Baca juga yang lainnya...