Ruang Hijau Biru : Kambuh Sakit
Masih ingat aku kejadian malam tadi, semuanya begitu cepat terjadi. Pesan singkat dari Bang Raka pun tak sempat kubalas. Rasa sakit yang menghantui di kepalaku tiba-tiba saja hadir di malam itu. Malam yang seharusnya kuhabiskan untuk bercengkrama dengan Bang Raka akhirnya habis sudah.Padahal ini adalah malam yang aku nanti setelah libur kuliah hampir seminggu lebih.
Seorang pria dengan sarung tangan hitamnya, jaket kulit hitamnya dengan helm yang masih melekat di kepalanya menghampiri diriku yang tengah duduk di samping pintu masuk kampus. Nafasku tersengal-sengal, tubuhku tak mampu untuk berdiri, bahkan dari tadi aku menahan agar mataku tidak menutup aku takut akan pingsan dan membuat heboh kampusku. Aku hanya berkata di dalam hati untuk menguatkan diriku agar aku bertahan menunggu pria yang sudah ada di depan mataku sekarang ini, Abangku, Bang Geun.
"Adek, dek!! Ayo, Abang bawa pulang," ucap pria itu.
"Iya Bang, Rhama udah enggak tahan lagi," ucapku.
Bang Geun pun merangkulkan tangannya ke pundakku dan membawa ke motornya. Aku disuruh pegangan kuat-kuat dan Bang Geun melepaskan pegangan tangan pada stang motor kiri dan memegang tanganku agar tidak terjadi apa-apa di saat perjalanan pulang.
"Pasti, pasti obat enggak dimakan! Iya kan?!" ucap bang Geun agak marah.
"Iya Bang, maaf. Tadi sudah telat mau ke kampus dan enggak sempat untuk makan obat," ujarku.
Aku sudah terbaring lemas di tempat tidurku. Bang Geun hanya mengomeliku, karena tidak memakan obat dari dokter. Aku yang salah memang, tapi sudah terjadi, mau bagaimana lagi kan. Untung saja, Bang Raka tidak melihatnya tadi. Tapi tadi kemana dia? Menghilang saja tanpa memberitahuku dulu.
Ponselku bergetar, masih dalam keadaan silent rupanya. Sebuah pesan singkat dari Bang Raka ternyata.
"Rham, ada di mana sekarang? Jadi pulang enggak sama Abang?" isi pesan dari Bang Raka.
Ternyata ia masih ada di kampus, aku pikir ia lupa kalau sudah janji akan pulang dengannya. Salah sendiri, kenapa menghilang tiba-tiba, kesal aku kalau akhir-akhir ini Bang Raka bersikap agak lain denganku.Bang Geun menarik ponselku dan membacanya.
"Tadi, mau pulang dengan Raka lagi?" tanya Abang.
"Iya, kenapa Bang?"
"Sudah abang ingatkan, jangan pernah pulang lagi sama Raka, jangan merepotkan dia lagi, biar abang aja yang jemput kan abang bisa."
"Maaf bang, tapi bosan kalau pulang dengan Abang terus."
"Bosan? Bosan apanya? Kalau di tengah jalan pulang sama Raka terjadi apa-apa bagaimana? Dia kan nggak tahu kalau Adek lagi sakit."
"Tapi Bang..."
"Enggak ada, pokokny pulang sama Abang. Semua demi kebaikan Adek, Abang khawatir!!"
"Kembalikan ponselnya," pintaku.
Bang Geun sama sekali tak mengembalikan ponselku.Disitanya dan sepertinya ia membalas pesan Bang Raka. Aku tidak tahu apa yang dibalasnya. Aku ditinggal sendiri di kamar, sendiri menyepi. Sendiri dengan rasa sakitku ini. Sakit yang tidak pernah aku ketahui.
4 komentar:
semoga cepat sembuh jd bisa bersama lagi
kalo sakit, sempet juga posting... semangat.. semangat,,,!!!
semangat,,,semangat,,,salam kenal ya..
berbagi Kata Kata Motivasi
Senyumlah, tinggalkan sedihmu. Bahagialah, lupakan takutmu. Sakit yg kamu rasa, tak setara dengan bahagia yg akan kamu dapat.
Air mata tak selalu menunjukkan kesedihan, terkadang karena kita tertawa bahagia bersama sahabat terbaik kita.
semoga bermanfaat dan dapat di terima :D. ku tunggu kunjungan baliknya gan :D
Post a Comment
Silahkan komentar dengan bernilai dan berbobot.
Mohon maaf jika komentar Anda yang berbau SARA maupun SPAM akan terhapus. Untuk itu berkomentarlah sesuai dengan postingan karena Komentar Anda sangat dihargai di laman blog www.artiirhamna.com
KOMENTAR ANDA AKAN DI MODERASI TERLEBIH DAHULU
Terima Kasih.