Termenung yang Tidak Berarti

Assalamualaikum Wr. Wb.

Berawal dari termenungnya aku, kutatap langit-langit itu, kututup mata dengan dalam lalu kupikirkan sesuatu itu. Sesuatu yang membuatku harus introspeksi diri apa yang menjadi kekuranganku saat ini. Aku merasakan perasaan yang sungguh luar biasa, aku merasakan bahwa aku adalah manusia yang hina, penuh dosa.

Kenapa, kenapa aku seperti ini? Padahal orang sekitarku menggangap diriku adalah manusia yang punya kelebihan. Punya keterampilan diluar batas kemampuan teman-temanku. Ingin rasanya keterampilan ini untuk kutularkan kepada mereka, namun apa daya sulit bagiku untuk melakukannya. Aku selalu berkata nanti saja, belum ada waktu atau kalau ada waktu dan Insya Allah yang selalu kukatakan kepada mereka. Tapi aku begitu munafik tidak pernah menepati janji, hanya beberapa orang saja yang kuladeni. Sebenarnya aku tidak mau terlihat sombong dan pilah pilih teman. Tapi bagaimanapun sulit untuk kulakukan, aku sendiri orang ceplas ceplos, jika mendapatkan sesuatu ataupun hal lainnya, pasti aku tidak bisa diam. Mulut ini tidak bisa diajak kompromi selalu ingin mengutarakan apa yang telah kudapat, seperti orang yang ingin dipuji, dibangga-banggakan. Memang kadang mereka cuek saja. Terkadang juga menggangapku sombong. Tapi pernahkah mereka tahu apa yang kurasakan menjadi diri yang punya kelebihan ini tapi tak bisa untuk dimanfaatkan sebaik-baiknya. Akhirnya kusadar, setelah mengalami sebuah peristiwa pada hari itu, aku tahu bahwa diriku bukanlah seorang yang punya kelebihan, namun masih banyak kekurangan.

Dalam lubuk hati yang paling dalam selalu berkata, Aku ingin menjadi orang yang sederhana, biasa-biasa saja, tidak mau punya kelebihan itu, tapi ini adalah takdir dan nikmat yang diberikan Allah, aku harus memanfaatkannya dan mensyukuri nikmat itu.

Memang postingan ini begitu aneh, aku ingin kalian tahu saja sifatku ini bahwa diriku bukanlah orang yang pendiam tidak ada masalah, memang aku jarang punya masalah, tapi setiap masalah yang menimpaku kujalani dengan senyum dan tawa kulampiaskan dengan penuh keriangan di sekolah. Semua itu berhasil kulakukan, Sehingga teman-teman pun tidak tahu kalau aku ada masalah atau pelik yang mengundang di hati ini. Masalah tersebut hanya sebuah tantangan hidup, rasanya ingin menangis, tapi air mata ini tidak bisa mengalir. Ingin menampar dan meninju muka ini agar air mata itu mengalir dengan derasnya. Sudahlah. Aku tidak ingin memikirkannya lagi, kuselalu berdo’a, Ya Allah jauhkanlah aku dari sifat yang Engkau benci, sifat sombong, munafik, pemarah juga pendendam. Itu yang selalu kuucapkan dalam do’aku.

Jangan tertawa temanku, jangan tertawa Guru-guruku melihat tulisan ini, hanya ingin menumpahkan saja ke dalam tulisan ini agar perasaan itu sedikit terobati. Saat ini yang ingin kulakukan adalah menjadi manusia biasa yang akan selalu dipanggil Mister ataupun Pak Guru. Aku hanya temanmu, temanmu yang berlumur dengan dosa, sama seperti kalian yang tidak punya apa-apa. Semua pembaca yang sudah membaca tulisan ini, mohon sarannya dan kritikan terhadap diriku ini.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

---

Bagikan :

Baca juga yang lainnya...