Notebook dan Tulisan
Tanganku kiriku terangkat, seseorang memegang lengan bajuku dan mengangkat perlahan dan menjauhkan tanganku dari notebookku. Ternyata ia hanya ingin melihat isi catatan yang kutulis karena ia sedikit ketinggalan beberapa kata dalam catatannya.
Sayangnya apa yang ingin dilihat ternyata sama dengan catatannya, karena aku juga ketinggalan juga mencatat. Pikiranku yang sedari tadi fokus dengan sang guru menjadi buyar
dan kini hanya melihat isi catatanku yang sedikit mulai berantakan. Tulisanku sudah tidak bisa dibaca orang, sudah seperti tulisan dokter, tapi tidak juga sih. Ada kalanya tulisanku bagus dan menarik bahkan banyak corat-coret seninya (biasanya gambar daun atau pucuk pakis) tapi sekarang tidak, hanya banyak corat-coret tidak tentu dan tidak bernilai seni sama sekali.
dan kini hanya melihat isi catatanku yang sedikit mulai berantakan. Tulisanku sudah tidak bisa dibaca orang, sudah seperti tulisan dokter, tapi tidak juga sih. Ada kalanya tulisanku bagus dan menarik bahkan banyak corat-coret seninya (biasanya gambar daun atau pucuk pakis) tapi sekarang tidak, hanya banyak corat-coret tidak tentu dan tidak bernilai seni sama sekali.
“Payah, kalau terus-terusan ketinggalan mencatat sama saja membuang waktu dan menghabiskan kertas,” pikirku yang mulai melamun.
Temanku yang tadi mengangkat tanganku, kurasa tidak masalah dengan buku catatannya, wajar saja itu hanya sebuah buku notebook yang bisa disobek (buku yang bukanya ke atas, bukan ke samping kiri-kanan) dan tulisannya tampak rapi, padahal nulisnya cepat. Sedangkan aku, kalau tulis rapi mesti pelan (keadaan standar) kalau sudah mulai cepat, bisa hancur.
Catatan sore ini sepertinya tidak berguna lagi, karena sang guru sudah memberikan materinya dalam sebuah flashdisk, tinggal copas aja dan selesai. Huh.. pikirku yang mulai merayau dan kesal sore ini bisa-bisa membuatku gila lagi. Haha... Tenang saja, semua catatan yang kutulis pasti ada gunanya. Jangan pernah lah untuk mengatakan sesuatu itu tidak berguna, pasti berguna. Apalagi notebookku ini yang baru saja kudapatkan dari Ayah sekitar 1 minggu yang lalu.
2 komentar:
capek dunk catat rapi2 ternyata tinggal copas aja tuh materi..hehehe..
Gpp koq kadang mencatat materi yg diberikan oleh guru sangat penting tp yg penting2 aja biar gak buang wktu n tenaga terutama kesal..hahahaha
semangat...Ham
@Anak Kodok: Ya mau gimana lagi, soalnya di setiap pertemuan kadang2 ada kuis, nah klu yg tadi dijelaskan gx ada dicatat, bisa susah kan mau cari jawabannya. Tapi skrng sih enggak lagi, soalnya udah dapat materi lengkapnya... :] :] :]
Post a Comment
Silahkan komentar dengan bernilai dan berbobot.
Mohon maaf jika komentar Anda yang berbau SARA maupun SPAM akan terhapus. Untuk itu berkomentarlah sesuai dengan postingan karena Komentar Anda sangat dihargai di laman blog www.artiirhamna.com
KOMENTAR ANDA AKAN DI MODERASI TERLEBIH DAHULU
Terima Kasih.